-->

Mengenal Karya Filmmaker Perempuan Papua, Elisabeth Apyaka

Mengenal Karya Filmmaker Perempuan Papua, Elisabeth Apyaka Filmmaker

JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Nama Elisabeth Apyaka sudah tidak asing lagi bagi komunitas dan pegiat film di Tanah Papua.

Elisabeth biasa disapa Elis, sejak usia SMP tertarik untuk belajar tentang produksi film. Tahun 2012 silam, ia menjadi peserta termuda pelatihan produksi film yang diinisiasi oleh South East Asia Screen Academy, Makassar, sebuah program pelatihan pengembangan film yang diprakarsai oleh sutradara Riri Riza dan Rumata’s Art Space.

Hingga saat ini, sudah 15 judul film dokumenter telah berhasil di produksi oleh alumnus Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih ini. Di dunia produksi film dokumenter, Elis lebih banyak bekerja sebagai solo filmmaker. Ia juga menjadi anggota komunitas film Papuan Voices.

Ia memiliki motivasi yang sangat kuat kenapa ia terus berusaha untuk memproduksi film dokumenter.

“Motivasi saya bikin film agar bisa meninggalkan catatan sejarah. Selain itu melalui film yang saya produksi, saya ingin agar orang di luar Papua tahu tentang alam dan manusia Papua,” terangnya.

Mengenal Karya Filmmaker Perempuan Papua, Elisabeth Apyaka Filmmaker

Pada tahun 2022 yang lalu, ada satu judul film Elis yang ditayangkan oleh Jogja Netpac Asian Film Festival (JAFF) yakni “Beda Cara Sama Rasa”. Film ini juga akan ditayangkan melalui program Layar Tancap Akar Rumput, 28 - 30 Maret 2023 di Jayapura dan Sentani.

Ketika filmnya tayang pada ajang JAFF tersebut, Elis merasa sangat bangga. Ia berhasil mengharumkan nama Papua dalam ajang festival film internasional tersebut.

“Saya bangga membawa nama baik perempuan Papua, dan menunjukkan bahwa kita Perempuan Papua juga bisa berkarya melalui film, bercerita tentang alam dan manusia Papua,” ujarnya.

Elis menambahkan melalui ajang film tersebut ia pun membangun jejaring dan menambah pertemanan. Dalam berbagai kesempatan pemutaran film ia menyelipkan sebuah pesan dan harapan.

“Budaya Papua sangat beragam dan tentu saja masih banyak hal-hal yg perlu didokumentasikan dalam film dokumenter. Tapi juga situasi kemanusiaan di Papua perlu mendapatkan perhatian dari kita semua,” pungkasnya. (Imaji Papua)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel