-->

Pelatihan HHBK Teknik Ecoprint di Papua Hadirkan Produk Unik dengan Nilai Ekonomis Tinggi

Pelatihan HHBK Teknik Eco-Print di Papua Hadirkan Produk Unik dengan Nilai Ekonomis Tinggi

SENTANI, LELEMUKU.COM – Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua menggelar pelatihan pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) teknik dan menjahit ecoprint, yaitu teknik cetak dengan pewarnaan kain alami yang sederhana dan menghasilkan motif yang unik dan otentik pada Rabu, 4 Oktober 2023. 

Kegiatan yang pelaksanaan hingga pada Minggu, 8 Oktober 2023 merupakan program dari Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Dr. Muhammad Ridwan Rumasukun, SE., MM dengan tujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan HHBK menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. 

“Beberapa jenis HHBK memiliki nilai cukup tinggi baik di pasar domestic maupun di pasar global, seperti rotan, bamboo, gaharu, atsiri, kulit masoi, gambir dan masih banyak lagi,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Jan Jap Ormuseray, SH., M.Si saat membuka kegiatan di Suni Garden Lake & Resort Sentani, Kabupaten Jayapura.

Ia mengungkapkan dalam konteks ekonomi pemanfaatan hutan selama ini masih memandang hutan sebagai Sumber Daya Alam (SDA) penghasil kayu yang berkontribusi mendorong eksploitasi kayu secara intensif guna memenuhi pasar dunia, maupun industri domestic tanpa memperhatikan nilai manfaat lain yang dapat diperoleh dari hutan dan kelestarian ekosistem hutan. 

Pelatihan HHBK Teknik Eco-Print di Papua Hadirkan Produk Unik dengan Nilai Ekonomis Tinggi

“Akibat dari pemahaman tersebut telah terjadi penurunan luas, manfaat dan kualitas ekosistem hutan,” ungkap Ormuseray. 
Lanjutnya, hutan sebagai system SDA memiliki potensi untuk memberi manfaat multiguna, di samping hasil kayu, hutan dapat memberi manfaat berupa HHBK dan jasa lingkungan. 

Hasil riset menunjukkan bahwa hasil hutan kayu dari ekosistem hutan hanya 10% sedangkan sebagian besar 90% hasil lain berupa HHBK yang selama ini belum dikelola dan dimanaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

“Melihat potensi nilai ekonomi serta permasalahan yang  ada, pemerintah mempunyai kewajiban mengembangkan tanaman HHBK secara lebih serius dan berkelanjutan,” harap Ormuseray. 

Pelatihan HHBK Teknik Eco-Print di Papua Hadirkan Produk Unik dengan Nilai Ekonomis Tinggi

Tim Pelatih dari Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) Griya Anyar Dewata di bidang craft/kriya/fashion produk berupa pencetakan Ecoprint kain dan kulit kayu dengan bahan dan pewarna alami, Ni Nyoman Yeni Susanti, S.Hut menyebutkan Tanah Papua sangat kaya dengan potensi alam HHBK, seperti rotan dan kulit kayu yang sangat diminati baik turis local dan maupun mancanegara.  

“Bahan-bahan yang di Papua luar biasa banyak, sebenarnya saya iri karena kami di Bali hanya ilmunya saja yang banyak dan terpaksa harus memutar otak untuk mengola bahan dasar menjadi produk-produk yang bisa diminati para wisatawan,” sebut dia. 

Yeni meyakini jika para peserta pelatihan serius dan menjemput peluang usaha di bidang ecoprint akan memperoleh permintaan yang tinggi dengan pendapatan yang maksimal, asal dengan semangat dan berinovasi. 

Pihaknya pun membuka diri bagi para peserta yang ingin menitipkan karya ecoprit khas Papua di beberapa konter yang telah dimiliki Griya Anyar Dewata, seperti di Matahari, Sogo, dan pusat oleh-oleh di seluruh Pulau Dewata Bali. 

Pelatihan HHBK Teknik Eco-Print di Papua Hadirkan Produk Unik dengan Nilai Ekonomis Tinggi

“Jangan khawatir, teruslah kembangkan dan tidak usah pelit ilmu. karena yakin kalau produknya sudah jadi pasti mama-mama akan kewalahan terima orderan. Ayo jangan kalah dengan yang di Bali” ajak Yeni. 

Menyambut antusias, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jayapura, Theopilus Hendrik Tegai mengucapkan terima kasih Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua, secara khusus dinas terkait yang telah mengumpulkan peserta mayoritas ibu-ibu dari Distrik Sentani Barat, Sentani Timur, Depapre, Yokari, Namblong, Kemtuk, Ebungfauw dan Nimboran terlibat aktif dalam kegiatan menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan diri dalam usaha yang tangguh dan mandiri.  

Ia juga berencana akan menyiapkan anggaran khusus tahun 2024 guna melakukan pelatihan lanjutan dengan melibatkan ke-28 distrik di Kabupaten Jayapura dengan tujuan mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh pengrajin local. 

“Mama-mama ini butuh pemahaman dan keterampilan, bersyukur Dinas Kehutanan Papua bisa mengambil peran penting mengatasi salah satu kendala yang dihadapi,” kata Tegai. 

Materi yang akan disampaikan diantaranya Pengenalan HHBK oleh Dinas kehutanan dqan Lingkungan Hidup Papua, praktek teknik ecoprint dan praktek menjahit tas, dompet, topi, baju dengan menggunakan kombinasi antara batik ecoprint dengan kulit kayu oleh Griya Anyar Dewata. (Laura Sobuber) 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel