-->

2 Anak Buah Manfet Fatem, Terduga Penyerang Pos Koramil Kisor Tertangkap di Maybrat

2 Anak Buah Manfet Fatem, Terduga Penyerang Pos Koramil Kisor Tertangkap di Maybrat.lelemuku.com.jpg

MANOKWARI, LELEMUKU.COM - Petugas keamanan di Papua Barat menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam penyerangan dengan senjata tajam ke pos tentara yang menewaskan empat prajurit dan melukai dua lainnya, kata juru bicara militer setempat, Jumat (3/9).

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap bersenjata dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke Pos Koramil Kisor sehari sebelumnya.

Kedua orang yang diduga anggota kelompok bersenjata itu ditangkap di dekat lokasi penyerangan di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, kata Kepala Penerangan Kodam Kasuari, Kolonel Hendra Pesireron.

“Betul, penangkapan terjadi pada Kamis malam,” kata Hendra melalui pesan singkat kepada BenarNews.

Dari hasil pemeriksaan awal, kedua terduga yang ditangkap mengaku sebagai anak buah Manfet Fatem, pimpinan komando TPNPB di wilayah Papua Barat, yang menurut Kapendam juga adalah buron kasus pembunuhan.

“Saat ini pemeriksaan masih terus dilakukan. Keterangan lebih lanjut, termasuk kronologi penangkapan, belum kami terima,” kata Hendra.

Penyerangan menewaskan Komandan Pos Koramil Persiapan Kisor Lettu Chb Dirman, Serda Ambrosius Apri Yudiman, Praka Muhammad Dhirhamsyah, dan Pratu Zul Ansyari Anwar.

Dua prajurit lainnya mengalami luka bacok dan saat ini masih dalam perawatan medis di RS Sorong Selatan.

Pangdam Kasuari Mayor Jenderal I Nyoman Cantiasa mengatakan telah memerintahkan Komandan Korem Sorong dan dua peleton prajuritnya untuk mengejar kelompok separatis dalam keadaan hidup atau mati. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing untuk menambah pengamanan di sekitar lokasi kejadian.

Pangdam memastikan Papua Barat dalam situasi aman dan terkendali meski ada pengerahan pasukan.

Pihaknya turut mengimbau masyarakat Papua Barat yang masih berseberangan untuk menghentikan konflik, “apabila masih keras kepala dan terus lakukan perlawanan, akan dihancurkan," katanya menegaskan.

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan pihaknya belum menerima laporan adanya penangkapan dua anggotanya.

Pada Kamis, Sambom mengatakan kelompoknya tidak akan berhenti melakukan penyerangan di seluruh Tanah Papua sampai pemerintah mau duduk bersama untuk berunding dengan seluruh organisasi pemberontak.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani mendesak aparat keamanan mengusut tuntas insiden penyerangan, mencakup pula identifikasi permasalahan dan pencegahan dari konflik yang berkepanjangan.

"Ini duka bagi seluruh bangsa Indonesia, saya ikut berbelasungkawa mendalam untuk keluarga para prajurit TNI yang gugur saat bertugas di Distrik Aifat," kata Puan, dalam keterangan pers, Jumat.

“Perlu upaya pencegahan agar jangan sampai rakyat dan prajurit-prajurit terus menjadi korban sehingga istri dan anak-anak harus kehilangan suami dan ayah,” kata Puan menambahkan.

Papua resmi jadi bagian dari Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969 yang diakui PPB walaupun dinilai penuh kecurangan oleh kelompok pro-kemerdekaan dan aktivis hak asasi manusia karena hanya melibatkan sekitar 1.000-an warga yang telah ditentukan oleh pihak militer.

Sejak itu, konflik antara aparat dengan kelompok pro-kemerdekaan terus terjadi.

Tempat penyimpanan senjata


Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) TNI/Polri Nemangkawi pada Jumat membongkar tempat penyimpanan senjata yang disinyalir akan dipasok untuk kelompok separatis bersenjata di Sentani, Papua.

Kasatgas Humas Nemangkawi, Kombes Ahmad Musthofa Kamal, mengatakan penemuan tempat penyimpanan itu berawal dari penangkapan Gigen Telenggang, seorang buron pemasok senjata ke kelompok separatis, sehari sebelumnya.

“Setelah melewati proses interogasi, Gigen mengarahkan tim untuk bergerak menuju Sabron (Sentani, Papua) sesuai keterangan bahwa senjata api disembunyikan atau dikubur di dalam tanah di rumah kosong,” kata Kamal dalam keterangan tertulisnya.

Kamal mengatakan tim menemukan peti berisi sejumlah kampak, tiga pujuk senjata api M16, dan dua senjata api rakitan, serta 1 buah tas berisi magazin.

Polisi masih melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap Gigen untuk menggali bukti-bukti keterlibatannya yang lain, kata Kamal.

“Gigen Telenggeng masih didalami lagi terkait jaringan KKB yang dia ikuti, dan aparat akan menindak tegas kelompok manapun yang melakukan pelanggaran hukum, terutama yang mengancam keselamatan masyarakat,” kata Kamal.  (BeritaBenar)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel