-->

Tim IDI Lakukan Second Opinion ke Lukas Enembe dengan Wawancara dan Periksa Fisik

Tim IDI Lakukan Second Opinion Saat Lukas Enembe Tanpa Lakukan Tindakan Medis

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kunjungan tim dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke Paviliun Kartika 2 pada Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) pada Jumat, 28 Juli 2023, mengejutkan banyak pihak terkait kondisi kesehatan Gubernur Papua non-aktif, Lukas Enembe. 

Tim dokter IDI ini datang atas permintaan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) untuk memberikan second opinion mengenai kesehatan Lukas Enembe yang telah dirawat selama dua minggu di rumah sakit tersebut.

Pengacara Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona, menjelaskan bahwa kedatangan tim dokter IDI sesuai dengan permintaan dari JPU yang diterima pada Jumat pagi melalui pesan WhatsApp (WA). Tim dokter IDI diharapkan memberikan penilaian medis terhadap kesehatan Lukas Enembe sesuai dengan putusan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta.

“Dapat pesan dari Whatsapp (WA) dari jaksa, bahwa Tim dokter IDI akan datang pada pukul 13.00 WIB,” ujar Petrus dalam keterangan tertulis ke wartawan, Minggu (30/07/2023). 

Namun, pihak pengacara Lukas menolak langkah ini karena seharusnya second opinion dari tim dokter IDI dilakukan melalui tindakan medis langsung, bukan hanya melalui wawancara dan pemeriksaan. Mereka berpendapat bahwa prosedur second opinion semestinya memungkinkan tim dokter IDI untuk melakukan tindakan medis sehingga dapat memahami kondisi organ-organ dalam tubuh Lukas Enembe dengan pasti.

“Singkatnya mereka (Tim dokter IDI) akan melakukan second opinion terhadap Bapak Lukas, dengan cara wawancara langsung dan melakukan pemeriksaan terhadap Bapak Lukas. Mendengar permintaan itu, kami dari Tim pengacara Lukas dan perwakilan keluarga Bapak Lukas, menolaknya. Karena secara prosedural, yang namanya second opinion tersebut, Tim dokter IDI seharusnya melakukan tindakan medis terhadap Bapak Lukas. Jadi bukan sekedar, melakukan wawancara kemudian memberikan penilaian, bahwa Bapak Lukas sudah sehat dan bisa mengikuti sidang,” tukas Petrus. 

Sebelumnya, tim dokter RSPAD yang merawat Lukas Enembe telah memberikan penjelasan mengenai kondisi kesehatan gubernur tersebut. Menurut penjelasan dari dokter ahli ginjal RSPAD, kondisi ginjal Lukas Enembe telah menurun drastis, hanya tersisa empat persen saja, yang menandakan stadium akhir dari penyakit ginjal kronis. Penurunan fungsi ginjal ini terkait dengan kondisi diabetes atau kencing manis yang telah diderita Lukas Enembe dalam jangka waktu lama.

"Sedangkan dari penjelasan Tim dokter RSPAD yang datang ke ruang rawat inap Lukas Enembe pada Senin (24/07/2023) lalu, dijelaskan bahwa fungsi ginjal Bapak Lukas telah menurun drastis, dan hanya tersisa empat persen saja. Sudah masuk ginjal kronis stadium akhir atau stadium lima,” kata Petrus. 

Faktanya, kadar kreatinin dalam ginjal Lukas Enembe sudah mencapai angka 11, sedangkan batas normalnya untuk manusia sehat antara 0,5 hingga 1,5. Dokter RSPAD menyarankan agar dilakukan tindakan cuci darah untuk mengatasi kadar racun yang tinggi di dalam tubuh Lukas Enembe.

Dalam pemeriksaan terakhir oleh tim dokter IDI, terlihat bahwa Lukas Enembe kesulitan untuk mengingat apa yang dia makan untuk sarapan pagi. Bahkan, saat diminta untuk mengucapkan beberapa kata atau menyebutkan penyakit yang dideritanya, ia mengalami kesulitan mengingatnya. Dokter IDI melakukan tes mengingat dengan meminta Lukas Enembe untuk menyebutkan tiga kata, namun dalam waktu singkat, Lukas tidak dapat mengingat kata-kata tersebut.

“Bahkan ketika diminta untuk menyebutkan penyakit yang dideritanya, Bapak Lukas tidak bisa mengingatnya kembali. Dokter IDI melakukan tes mengingat, dengan meminta Bapak Lukas menyebut tiga kata, namun belum 10 menit, diminta untuk mengulang ketiga kata tersebut, Bapak Lukas sudah tidak dapat mengingatnya kembali,” ujar Petrus. 

Tim dokter IDI yang terdiri dari berbagai ahli medis melakukan pemeriksaan luar tubuh Lukas Enembe. Mereka diantaranya Dr. Zubairi Djoerban, Dr. Djoko Wibisono (bagian ginjal), Dr. Susi (endokrin/gula), Dr. Ika Wijaya (cardiology), Dr. Pukovisa (bagian syaraf), dan Dr. Danardi. Tim IDI ini didampingi oleh tim dokter RSPAD yang memperhatikan proses pemeriksaan tersebut diantaranya Dr. Jonny, Dr. Purwo, Dr. Gregorius, dan Dr. Sugiarto. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel