-->

Yan Permenas Mandenas Sebut PT. Persipura Papua Bertanggung Jawab Atas Krisis Klub

Yan Permenas Mandenas Sebut PT. Persipura Papua Bertanggung Jawab Atas Krisis Klub

JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Mantan manajer Persipura Jayapura, Yan Permenas Mandenas, memberikan pernyataan tajam terkait situasi finansial dan manajemen klub Persipura. Dalam pernyataannya, Yan Mandenas mengungkapkan sejumlah fakta atas tantangan yang dihadapi oleh klub sepak bola yang populer tersebut,  hal ini menanggapi rencana aksi unjuk rasa yang dilakukan komunitas pendukung klub tersebut.

"Persipura itu milik PT. Persipura Papua. Saat ini tanpa sponsor. Harusnya mereka keluarkan modal biayai bukan harap gampang sponsor kecuali Persipura milik publik baru bergantung ke sponsor. Jadi yang perlu dituntut adalah PT. Persipura yang harus keluarkan uang untuk biayai persiapan Tim Persipura," ujar dia dalam pesan singkat pada Sabtu 12 Agustus 2023 malam. 

Dalam pernyataannya, Yan Mandenas mengangkat isu penting terkait sumber pendanaan untuk klub. Ia mengungkapkan bahwa upaya untuk mendapatkan dukungan keuangan dari Bank Papua dan Freeport telah melalui perjuangan keras, termasuk lobi yang intens. Menurutnya, tanpa upaya maksimal yang dilakukannya, klub Persipura mungkin tidak akan mendapatkan bantuan yang signifikan.

Yan Mandenas menyatakan dana yang diterima oleh Persipura dari pihak Bank Papua dan Freeport pada musim lalu memang jauh dari harapan klub, namun dengan nominal sekitar Rp200 juta dari Bank Papua dan Rp1 miliar dari Freeport dikatakan sudah lebih dari sikap kedua perusahaan yang menurut dia telah menarik diri untuk mensponsori Persipura saat itu.

"Apakah yakin dengan menyampaikan laporan pertanggung jawaban, Bank Papua dan Freeport bakal bantu Persipura. Saya mau kasitau bahwa kalau bukan karena saya yang kemarin berupaya lobby orang Bank Papua dan Presdir Freeport lewat semua jalur, pasti Persipura tidak dibantu sesuai apa yang diharapkan," ujar dia

Pernyataan Yan Mandenas juga mengarah pada permasalahan manajemen klub. Ia menegaskan bahwa manajemen klub harus bertanggung jawab dalam mengelola keuangan klub, terlepas dari ketersediaan sponsor. Ia menyarankan agar klub mengeluarkan modal sendiri untuk mendukung persiapan tim, khususnya dalam menghadapi kompetisi Liga 2.

"Persipura ini bukan hanya Benhur Tomi Mano dan Rudi Maswi  yang mengatur. Persipura didalamnya adalah Bento Madubun, Rocky Bebena, Herat Kalengkongan dan Stevy Lopulalan. Jadi harus tanya mereka, apa yang sudah mereka rencanakan untuk kebaikan tim ini kedepan," beber dia.

Yan Mandenas mengkritik manajemen yang dinilai gagal dalam memastikan keberlanjutan keuangan klub. Ia mengingatkan bahwa Persipura Jayapura adalah aset yang berharga dan manajemen seharusnya berfokus pada mengelola klub dengan lebih baik, terutama dalam hal keuangan.

"Jangan harap gampang kayak musim lalu hanya tunjuk manajer lalu suruh cari uang sendiri untuk biayai tim ikut kompetisi liga 2, lalu orang - orang biadab yang bikin Persipura hancur sampe turun ke Liga 2," ujar dia. 

Lebih lanjut, Yan Mandenas juga memberikan contoh klub PSBS Biak yang berhasil berjalan tanpa sponsor utama. Ia berpendapat bahwa manajemen harus lebih proaktif dalam mengambil langkah-langkah yang mengarah pada keberlanjutan klub, tanpa hanya mengandalkan sponsor.

"Kenapa tidak dibersihkan dari manajemen, makanya saya kasi contoh PSBS Biak saja tanpa sponsor. Uang dari PT. Sepak Bola Biak bisa dikasi keluar untuk persiapkan tim di awal musim dan lanching tim. Masa Persipura masi pake alasan sponsor. Sponsor itu hanya bisa tertarik dukung klub Liga 1, karena dari sisi bisnis mereka di untungkan," timpal dia.

Ia juga mengingatkan semua pihak tentang pentingnya transparansi dalam mengelola klub sepak bola. Dalam situasi finansial yang sulit, para penggemar dan stakeholders klub berhak mengetahui langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi tantangan dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi klub kesayangan mereka.

"Jadi musim lalu kalau bukan lobby maksimal saya, mungkin Persipura tidak akan dapat bantuan sponsor. Jadi kalau demo hanya untuk LPJ ini namanya cerita lucu dan mimpi di siang bolong, karena besok LPJ masuk ke sponsor juga belum tentu sponsor bantu Persipura. Karena manajemen sudah hilang kepercayaan dari sponsor sejak musim liga sebelumnya," kata Mandenas. 

"Jadi kalau mau bikin demo, pahami masalah dan jangan kambing hitamkan orang. Bukannya demo untuk minta rombak manajemen yang sudah bikin hancurkan Persipura, malah mau demo LPJ," sambung dia.

Mandenas menekankan, bahwa dalam situasi yang menantang, semua pihak diharapkan dapat bekerja sama untuk menjaga dan mengembangkan prestasi serta eksistensi klub Persipura Jayapura.

"Saya harap jangan lempar bola liar ketika tidak mampu urus tim ini atau nanti saya tangani dengan cara saya. Karena indikasi tim ini akan dibiarkan hingga ke Liga 3 sudah dari musim lalu, bukan baru sekarang. Jadi ini bagian dari skenario mereka. Masa hanya keluarkan duit Rp 1 miliar saja untuk persiapkan tim di awal musim kompetisi tidak bisa, lalu apa gunanya tim persipura di bawa PT. Persipura Papua," tanya dia. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel