-->

Meski Sudah Dideklarasikan Satu Harga, Bensin di Yahukimo Termurah Capai Rp15.000

menjadi Rp15.000 untuk harga temurah dan Rp30.000 untuk harga termahal.

DEKAI, LELEMUKU.COM - Meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mencanangkan program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga untuk Papua, di Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo pada  Selasa 18 Oktober 2016 lalu, kenyataannya hal tersebut tidak terwujud dengan baik.

Kenyataannya BBM subsidi di kabupaten yang kini masuk di Provinsi Papua Pegunungan tersebut tidak ditemukan dengan harga yang seharusnya ditetapkan yakni Pertalite Rp7.850 dan Pertamax Rp12.750.

Menurut Mukat, warga Yahukimo yang menetap di Dekai, stok BBM tersebut telah dimonopoli oleh pedagang sehingga tidak ada BBM subsidi yang dapat dibeli oleh masyarakat biasa dan dijual kembali oleh pedagang dengan nilai Rp15.000 untuk harga temurah dan Rp30.000 untuk harga termahal. .

"Harga Bahan Bakar Minyak masih tetap sama saja dengan sebelum Bapa presiden datang ke Yahukimo Papua. Bensin dibeli oleh kalangan masyarakat pendatang harga subsidi, lalu mereka menjual kembali dengan harga paling murah 15.000 ribu paling mahal 30.000. Kalao stok sudah menipis, paling murah Rp25.000 dan paling mahal Rp100.000," ujar dia kepada Lelemuku.com melalui pesan singkat pada 8 Juli 2022. 

Akibatnya hal itu berdampak pada kenaikan minyak lainnya, diantaranya minyak tanah dan minyak goreng. Harga minyak tanah di daerah tersebut, kata dia paling murah 20.000 ribu dan paling mahal 50.000 .

Sementara harga minyak goreng subsidi yang seharusnya seharga Rp14.000 per 1 liter, Di Dekai dijual seharga Rp50.000 per 1 liter. 

"Negara sebesar Indonesia ini masa bisa kehabisan minyak goreng. Ada apa dengan Mentri Perekonomian dan Perdagangan lihat Indonesia itu. Jangan lihat Jakarta saja, tapi lihat seluruhnya dari Sabang sampai Merauke. Jangan bilang NKRI Harga mati tapi kebutuhan masyarakat kecil di terpencil ini juga mati," pinta Mukat.

Sebelumya pada 2016 lalu, Presiden Jokowi didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mencanangkan Program Satu Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Papua dan juga meresmikan Bandar Udara Nop Goliat Dekai, di Kabupaten Yahukimo.

Jokowi menjelaskan bahwa kehadirannya di Papua untuk meresmikan harga bahan bakar minyak (BBM) satu harga. Hal ini perlu dilakukan oleh Presiden mengingat selama ini terjadi ketidakadilan harga.

"Di Jawa hanya Rp7.000 per liter, di sini ada yang sampai Rp100.000 per liter. Di Wamena Rp60.000 hingga Rp70.000 per liter. Saya tidak bisa seperti itu. Kalau di (wilayah) barat dan tengah (Rp7.000), ya di sini harusnya sama harganya," sebut Presiden Jokowi saat itu.

Presiden juga meminta kepada Dirut Pertamina untuk mencari solusi agar segera diwujudkan harga yang sama untuk BBM di seluruh wilayah tanah air. Presiden menggambarkan bahwa masalah satu harga, bukanlah masalah untung rugi, tapi dengan adanya kesamaan harga pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Harganya harus sama dan diharapkan akan ada pergerakan ekonomi di sini (Papua). (Pasokan) listrik berlebih, harga BBM sama  maka akan terjadi pergerakan ekonomi," kata Presiden. (Olehma)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel